Selasa, 15 Mei 2018

Kisah Nabi Isa, Pengikut-Pengikutnya Yang Setia Dan Beriman Kepada Allah S.W.T

Masih saya lanjutkan perihal cerita Nabi Isa. Kali ini perihal pengikut Nabi Isa Yang setia dan beriman kepada Allah S.w.t

Pengikut setia.

Seperti Rasul-rasul yang lain, Nabi Isa juga mempunyai pengikut-pengikut yang setia dan ada juga yang tidak setia atau yang menentang. Pengikut-pengikutnya yang setia, percaya kepada Allah S.w.t dan kepadanya. Mereka yakni muslim. Firman Allah S.w.t:

Al-Ma'idah 5:111


وَاِذْ اَوْحَيْتُ اِلَى الْحَـوَارِيّٖنَ اَنْ اٰمِنُوْا بِىْ وَبِرَسُوْلِىْۚ قَالُوْۤا اٰمَنَّا وَاشْهَدْ بِاَنَّـنَا مُسْلِمُوْنَ 

(Dan ingatlah dikala Aku ilhamkan kepada para pengikut Nabi Isa yang setia) Aku perintahkan mereka melalui lisannya (hendaknya) (kamu beriman kepada-Ku dan kepada rasul-Ku.") yaitu Nabi Isa (Mereka menjawab, "Kami telah beriman) kepada Allah S.w.t dan rasul-Nya (dan saksikanlah, wahai rasul, bahwa sesungguhnya kami yakni orang-orang yang berserah diri kepada seruanmu.")

Pengikut-pengikutnya yang setia juga menjadi penolong-penolong, bukan baginya tetapi bagi Allah S.w.t. Firman-Nya:

Aali-Imran 3:52

فَلَمَّاۤ اَحَسَّ عِيْسٰى مِنْهُمُ الْكُفْرَ قَالَ مَنْ اَنْصَارِىْۤ اِلَى اللّٰهِ‌ؕ قَالَ الْحَـوَارِيُّوْنَ نَحْنُ اَنْصَارُ اللّٰهِۚ اٰمَنَّا بِاللّٰهِۚ وَاشْهَدْ بِاَنَّا مُسْلِمُوْنَ 

(Maka tatkala diketahui oleh Isa kekafiran mereka) dan mereka bermaksud hendak membunuhnya (katanya, "Siapakah yang bersedia menjadi pembela-pembela aku) penolong-penolong saya (kepada Allah S.w.t.") untuk menegakkan agama-Nya? (Berkata orang-orang Hawari, "Kamilah pembela-pembela Allah S.w.t) artinya penolong-penolong agama-Nya dan mereka ini ialah teman-teman bersahabat Isa dan yang mula-mula beriman kepadanya. Jumlah mereka 12 orang, dan 'hawari' itu asalnya dari kata-kata 'hur' yang berarti putih bersih. Ada pula yang menyampaikan bahwa mereka itu yakni orang yang pendek-pendek dan selalu menggunakan pakaian putih (Kami beriman kepada Allah S.w.t dan saksikanlah) wahai Isa (bahwa kami orang-orang Islam).

Begitu juga bagi pengikut-pengikut setia Nabi-Nabi lain, termasuk Muhammad. Semuanya menjadi penolong-penolong Allah S.w.t, untuk melakukan dan memberikan pesan-Nya. Firman Allah S.w.t:

As-Shaf 61:14

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْۤا اَنْصَارَ اللّٰهِ كَمَا قَالَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ لِلْحَوٰارِيّٖنَ مَنْ اَنْصَارِىْۤ اِلَى اللّٰهِ‌ؕ قَالَ الْحَـوٰرِيُّوْنَ نَحْنُ اَنْصَارُ اللّٰهِ‌ فَاٰمَنَتْ طَّآٮِٕفَةٌ مِّنْۢ بَنِىْۤ اِسْرَآءِيْلَ وَكَفَرَتْ طَّآٮِٕفَةٌۚ فَاَيَّدْنَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا عَلٰى عَدُوِّهِمْ فَاَصْبَحُوْا ظٰهِرِيْنَ 

(Hai orang-orang yang beriman jadilah kalian penolong-penolong Allah S.w.t) yakni agama-Nya; berdasarkan suatu qiraat dibaca anshaarAllah S.w.t, artinya dengan dimudhafkan (sebagaimana telah dikatakan) dan seterusnya; makna yang dimaksud ialah sebagaimana yang telah dikatakan oleh kaum Hawariyyun. Pengertian ini disimpulkan dari ayat selanjutnya, yaitu (oleh Isa putra Maryam kepada pengikut-pengikutnya yang setia, "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk menegakkan agama Allah S.w.t?") di antara orang-orang yang bersamaku. (Pengikut-pengikut yang setia itu berkata, "Kami-lah penolong-penolong agama Allah S.w.t") penolong-penolong atau Hawariyyun yakni teman-teman pilihan Nabi Isa, mereka yakni orang-orang yang paling pertama dan paling dahulu beriman kepada Nabi Isa, dan jumlah mereka ada dua belas orang laki-laki. Lafal Hawariyyun ini diambil dari asal kata al-hur yang artinya putih cemerlang. Akan tetapi berdasarkan suatu pendapat yang lain dikatakan, yakni terdiri dari orang-orang yang pendek dan pakaian mereka dicelup dengan warna putih (lalu segolongan dari Bani Israel beriman) kepada Nabi Isa, dan mereka mengatakan, bahwa Nabi Isa itu yakni hamba Allah S.w.t yang kemudian diangkat naik ke langit (dan segolongan yang lain kafir) lantaran mereka telah mengatakan, bekerjsama Nabi Isa itu yakni anak Allah S.w.t, yang kemudian diangkat ke langit ke sisi-Nya. Akhirnya kedua golongan tersebut berperang (maka Kami berikan kekuatan) Kami jadikan berpengaruh (orang-orang yang beriman) di antara dua golongan tersebut (terhadap musuh-musuh mereka) yakni golongan yang kafir (lalu mereka menjadi orang-orang yang menang) memperoleh kemenangan atas golongan yang kafir.

Biar bagaimana pun, pengikut-pengikut Nabi Isa yang setia,mereka menginginkankan bukti selanjutnya untuk membenarkan kebenaran Nabi Isa dan supaya hati mereka menjadi tenteram. Untuk itu mereka memohon sebuah meja hidangan dari langit. Kisahnya berbunyi begini:

"Dan kalau pengikut-pengikut yang setia berkata, 'Wahai Isa putera Maryam, bolehkah Pemelihara kau menurunkan kepada kami sebuah meja hidangan dari langit?'

Dia (Isa) berkata, 'Kamu takutilah Allah S.w.t, kalau kau orang-orang mukmin.'

Al-Ma'idah 5:112


اِذْ قَالَ الْحَـوَارِيُّوْنَ يٰعِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ هَلْ يَسْتَطِيْعُ رَبُّكَ اَنْ يُّنَزِّلَ عَلَيْنَا مَآٮِٕدَةً مِّنَ السَّمَآءِ‌ؕ قَالَ اتَّقُوا اللّٰهَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ 

Ingatlah (Ketika pengikut-pengikut Isa berkata, "Hai Isa putra Maryam! Sanggupkah) artinya bisakah (Tuhanmu) berdasarkan satu qiraat dibaca tastathii'u kemudian lafal yang sesudahnya dibaca nashab/rabbaka, yang artinya apakah engkau sanggup meminta kepada-Nya (menurunkan hidangan dari langit kepada kami?" Menjawab) kepada mereka Isa ("Bertakwalah kepada Allah S.w.t) di dalam meminta bukti-bukti itu/mukjizat-mukjizat (jika betul-betul kau orang yang beriman.")

Al-Ma'idah 5:113

قَالُوْا نُرِيْدُ اَنْ نَّاْكُلَ مِنْهَا وَتَطْمَٮِٕنَّ قُلُوْبُنَا وَنَـعْلَمَ اَنْ قَدْ صَدَقْتَـنَا وَنَكُوْنَ عَلَيْهَا مِنَ الشّٰهِدِيْنَ 

(Mereka berkata, "Kami menginginkan) dengan seruan ini supaya (agar sanggup memakan hidangan itu dan supaya menjadi tenteram) menjadi tenang/mantap (hati kami) semakin bertambah yakin (dan supaya kami mengetahui) kami makin bertambah pengetahuan (bahwa) an mukhaffafah; artinya bahwa sesungguhnya (kamu telah berkata benar kepada kami) dalam pengakuanmu menjadi nabi (dan kami menjadi orang-orang yang menyaksikan hidangan itu.").

Kemudian, Isa memohon kepada Allah S.w.t.

Al-Ma'idah 5:114

قَالَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ اللّٰهُمَّ رَبَّنَاۤ اَنْزِلْ عَلَيْنَا مَآٮِٕدَةً مِّنَ السَّمَآءِ تَكُوْنُ لَـنَا عِيْدًا لِّاَوَّلِنَا وَاٰخِرِنَا وَاٰيَةً مِّنْكَۚ وَارْزُقْنَا وَاَنْتَ خَيْرُ الرّٰزِقِيْنَ 

(Isa Putra Maryam berdoa, "Ya Tuhan kami! Turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit yang hal itu bagi kami) artinya pada hari turunnya hidangan itu (menjadi hari raya) yang kami hormati dan kami muliakan (bagi orang-orang sezaman dengan kami) kalimat ini menjadi badal/kalimat pengganti bagi lafal lanaa, yang juga disertai pula dengan karakter jarnya (dan bagi orang-orang yang tiba setelah kami) orang-orang yang akan tiba setelah kami (dan menjadi tanda kekuasaan Engkau) yang memperlihatkan akan kekuasaan-Mu dan kenabianku (berilah kami rezeki) dengan hidangan tersebut (dan Engkaulah Pemberi rezeki Yang Paling Utama.").

Allah S.w.t pun mengabulkan permintaannya. lalu, meja hidangan yang turun menjadi salah satu lagi mukjizat untuk Nabi Isa. Dan ia juga menjadi nama sebuah surah di dalam al-Qur'an, yaitu surah kelima, al-Maidah.

Mukjizat yang di berikan oleh Allah S.w.t kepada Nabi Isa.

Selain dari kelahiran yang luar biasa dan meja hidangan, Nabi Isa telah dikurniakan dengan beberapa mukjizat lain. Ayat berikut menjelaskannya:

Al-Ma'idah 5:110


‌اِذْ قَالَ اللّٰهُ يٰعِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ اذْكُرْ نِعْمَتِىْ عَلَيْكَ وَعَلٰى وَالِدَتِكَ‌ۘ اِذْ اَيَّدتُّكَ بِرُوْحِ الْقُدُسِ تُكَلِّمُ النَّاسَ فِىْ الْمَهْدِ وَكَهْلًا‌ۚ وَاِذْ عَلَّمْتُكَ الْـكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَالتَّوْرٰٮةَ وَالْاِنْجِيْلَۚ وَاِذْ تَخْلُقُ مِنَ الطِّيْنِ كَهَيْــَٔـةِ الطَّيْرِ بِاِذْنِىْ فَتَـنْفُخُ فِيْهَا فَتَكُوْنُ طَيْرًۢا بِاِذْنِىْ‌ وَتُبْرِئُ الْاَكْمَهَ وَالْاَبْرَصَ بِاِذْنِىْۚ وَاِذْ تُخْرِجُ الْمَوْتٰى بِاِذْنِىْۚ وَاِذْ كَفَفْتُ بَنِىْۤ اِسْرَآءِيْلَ عَنْكَ اِذْ جِئْتَهُمْ بِالْبَيِّنٰتِ فَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْهُمْ اِنْ هٰذَاۤ اِلَّا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ 

Ingatlah! (ketika Allah S.w.t mengatakan, "Hai Isa putra Maryam! Ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu) syukurilah nikmat-Ku itu (di waktu Aku mendukung kamu) menguatkan kau (dengan ruhul kudus) malaikat Jibril (kamu sanggup berbicara dengan manusia) menjadi hal bagi kaaf atau dhamir mukhathab yang terdapat dalam kalimat ayyadtuka (sewaktu dalam buaian) masih dalam keadaan bayi (dan setelah dewasa) kalimat ini memperlihatkan pengertian bahwa ia (Nabi Isa) akan turun ke bumi sebelum hari final zaman lantaran sebelum ia mencapai usia renta telah diangkat terlebih dahulu ke langit sebagaimana klarifikasi yang telah dikemukakan dalam surah Ali Imran. (Dan ingatlah di waktu Aku mengajar kau menulis, hikmah, Taurat dan Bibel dan ingat pula di waktu kau menciptakan suatu bentuk dari tanah yang berupa) menyerupai citra (burung) karakter kaaf dalam kalimat kahaiah yakni bermakna isim yang artinya menyerupai dan kedudukan i`rabnya menjadi maf`ul atau objek (dengan seizin-Ku kemudian kau meniup padanya kemudian bentuk itu menjadi burung yang sebenarnya seizin-Ku) dengan kehendak-Ku. (Dan ingatlah waktu kau menyembuhkan orang yang buta dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan ingatlah di waktu kau mengeluarkan orang-orang mati) dari kuburan-kuburan mereka dalam keadaan hidup (dengan seizin-Ku, dan ingatlah di waktu Aku menghalangi Bani Israel dari kamu) sewaktu mereka bersengaja hendak membunuhmu (di kala kau mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata) yakni mukjizat-mukjizat (lalu orang-orang kafir di antara mereka berkata, 'Tidak) tidak lain (hal ini) yang engkau datangkan melainkan sihir yang nyata') dan berdasarkan qiraat dibaca saahirun/tukang sihir, yang dimaksud ialah Nabi Isa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar