Minggu, 01 April 2018

Kisah Nabi Daud Hari Sabtu, Hari Keramat Bagi Kaum Bani Isra'il

Fauzilblog001.blogspot.com Sedikit menyangkut dongeng Nabi Musa nih kawan, kalau di serial film- film iki dongeng yang membayangkan jadi sebelum dongeng Nabi Daud A.s kita mulai kita harus membaca dulu kisahnya nabi musa sebab ini masih mengenai kaum Bani Isra'il yang dulunya ialah didikan dari Nabi Musa A.s.

Dulu sekali, Nabi Musa A.s mengajarkan kepada kaum Bani Isra'il kalau mereka di wajibkan untuk mengkhususkan satu hari dalam seminggu untuk melaksanakan ibadah kepada Allah S.w.t, mensucikan hati dan fikiran mereka dengan berzikir, bertahmid dan bersyukur atas segala nikmat yang telah di berikan Allah S.w.t, dan diharamkan bagi mereka kalau di hari yang sudah ditentukan itu mereka berdagang dan melaksanakan hal-hal yang bersifat dundiawi.

Pada awalnya hari Jum'at lah yang di pilih sebagai hari keramat dan hari ibadah itu, akan tetapi mereka kaum Bani Isra'il meminta kepada Nabi Musa A.s supaya hari ibadah itu di jatuhkan setiap hari Sabtu saja, mengingatkan kalau pada hari itu Allah S.w.t selesai membuat makhluk-Nya.

Usul perubahan hari untuk ber ibadah yang mereka ejekan diterima oleh Nabi Musa A.s, maka semenjak hari itu sehabis undangan dari kaum bani isra'il di terima, maka setiap hari Sabtu dalam satu ahad mereka jadikan hari mulia dan suci untuk beribadah kepada Allah S.w.t, yang mana di hari itu mereka tidak melaksanakan perdagangan dan mengurus urusan dundiawi. Mereka hanya tekun beribadah dan berbuat amal-amal kebajikan yang diperintahkan oleh Allah S.w.t, mereka terus menyerupai itu dari hari ke hari, bulan ke bulan dan tahun berganti tahun namun budbahasa kebiasaan mensucikan diri di hari Sabtu tetap dipertahankan turun temurun dan generasi demi generasi.

Dan di masa saat Nabi Daud A.s berkuasa di suatu desa berjulukan "Ailat" satu diantara beberapa desa yang terletak di tepi Laut Merah, terdapat sekelompok kaum dari keturunan Bani Isra'il yang sumber penghasilannya ialah dengan menangkap ikan, perdagangan dan pertukangan yang dilakukannya setdiap hari kecuali hari Sabtu, sebab hari sabtu ialah hari yang di kususkan untuk ber ibadah bulan bekerja.

Baca Juga: Kisah Pernikahan Nabi Daud A.s Dan Sabigh.

Sebagai akhir dari perintah mensucikan hari Sabtu di mana tiada seorang pun yang berdagang ataupu menangkap ikan, maka pasar-pasar dan tempat-tempat perdagangan di desa itu menjadi sepi tiap hari sabtu dan malam sabtu, sehingga ikan-ikan di maritim tampak terlihat di atas permukaan air, bebas berpesta ria mengelilingi dua buah kerikil besar berwarna putih terletak ditepi maritim akrab desa Ailat, Ikan-ikan itu seperti sudah terbiasa kalau pada tiap malam dan hari Sabtu terasa kondusif bermunculan di atas permukaan air tanpa memperoleh gangguan dari para nelayan tetapi begitu matahari mulai terbenam pada Sabtu senja menghilanglah ikan-ikan itu kembali ke dasar maritim sesuai dengan naluri yang dimiliki oleh tdiap hewan makhluk Allah S.w.t.

Para nelayan di desa Ailat yang pada hari-hari biasa tidak pernah melihat ikan begitu banyak terlihat di atas permukaan air, bahkan susah menangkap ikan sebanyak yang di inginkan, kemudian mereka menganggap itu ialah kesempatan yang baik dan menguntungkan sekali kalau mereka melaksanakan penangkapan ikan pada tiap malam dan hari Sabtu.

Fikiran itu tidak disia-siakan oleh sebagian dari mereka dan tanpa menghiraukan perintah agama dan budbahasa kebiasaan yang sudah berlaku semenjak Nabi Musa A.s memerintahkannya, pergilah mereka ke pantai untuk menangkap ikan di malam dan hari yang terlarang itu, hari yang seharusnya di buat untuk beribadah, sehingga mereka berhasil menangkap ikan sepuas hati mereka dan sebanyak yang mereka harapkan, Berbeda jauh dengan hasil mereka di hari-hari biasa.

Baca Juga: Kisah Nabi Daud Di angkat menjadi Raja sehabis kepergian raja Thalout.

Para penganut yang setdia dan para mukmin yang soleh tiba untuk menegur para orang fasiq yang telah berani melanggar kesucian hari Sabtu, mereka diberi pesan yang tersirat dan peringatan supaya menghentikan perbuatan mungkar mereka dan kembali mentaati perintah agama serta menjauhkan diri dari semua larangannya, supaya terhindar dari marah Allah S.w.t yang sanggup saja mencabut karunia dan nikmat yang telah diberikan kepada mereka.

Nasihat dan peringatan para mukmin itu tidak dihiraukan oleh para nelayan yang membangkang itu bahkan mereka makin semangat untuk melaksanakan pelanggaran secara demonstratif sebab mereka fikir sayang akan kehilangan laba materdial yang besar yang mereka peroleh dan penangkapan ikan di hari-hari yang suci, alhasil pemuka-pemuka agama terpaksa mengasingkan mereka dari pergaulan dan melarangnya masuk ke dalam kota.

Namun para nelayan yang sudah melanggar hukum itu Berkata memprotes: " bahwasanya kota Ailat ialah kota dan daerah tinggal kami bersama, kami mempunyai hak yang sama menyerupai kalian untuk tinggal menetap di sini dan kalian tidak berhak untuk melarang kami memasuki kota kami ini serta melarang kami menggali sumber kekayaan di sini untuk kepentingan hidup kami, Kami tidak akan meninggalkan kota kami ini dan pergi pindah ke daerah lain, Namun kalau kalian tidak mau bergaul dengan kami maka sebaiknya kota Ailat ini di bagi menjadi dua potongan yang dipisah oleh sebuah tembok pemisah, dengan begitu masing-masing pihak bebas berbuat dan melaksanakan usahanya tanpa diganggu oleh pihak lain."


Dengan adanya tembok pemisah antara para nelayan badung yang fasiq dan pemeluk-pemeluk agama yang taat, mereka pun bebas melaksanakan penangkapan ikan di semau hari tak perduli dengan hari sabtu lagi.

Baca Juga: Kisah Nabi Daud Yang Di Musuhi Oleh Ayah Mertuanya.

Para nelayan yang semakin manjadi kaya sebab laba besar yang meeka peroleh dari hasil penangkapan ikan yang bebas, membuat mereka menjadi semakin berani melaksanakan maksdiat dan pelanggaran perintah-perintah agama yang menjurus kepada kerusakkan moral dan moral mereka.

Sementara para pemuka agama yang melihat para nelayan itu semakin berani melanggar perintah Allah S.w.t dan melaksanakan kemungkaran dan kemaksiatan di wilayah mereka sendiri masih terus mendatangi mereka dari masa ke semasa untuk memperingatkan mereka dan memberi nasihat, dengan impian mungkin masih sanggup ditarik ke jalan yang benar dan bertaubat dari perbuatan maksdiat mereka.

Akan tetapi kekayaan yang mereka peroleh dari hasil penangkapan ikan yang berkali lipat banyaknya menyebabkan mata mereka buta untuk melihta cahaya kebenaran, indera pendengaran mereka pun tuli tidak sanggup mendengar nasehat-nasehat para pemuka agama dan lubuk hati mereka tersumbat oleh nafsu kemaksiatan dan kefasiqan, sehingga menyebabkan sebahagian dari pemuka agaam itu putus asa. kemudian berkata lah mereka sebahagdian kaum yang masih ber iman: "Mengapa kau masih menasehati orang-orang yang akan dibinasakan oleh Allah S.w.t dan orang-orang yang akan di azab oleh Allah S.w.t dengan azab yang sangat pedih."

Setelah Nabi Daud A.s melihat, bahwa segala nasehat dan peringatan kepada kaumnya hanya dianggap sebagai angin kemudian dan melihat mereka sudah tidak ada impian lagi untuk mereka sadar dan insaf kembali maka berdoalah Nabi Daud A.s memohon kepada Allah S.w.t supaya menggajar mereka dengan siksaan dan azab yang setimpal.

Do'a Nabi Daud A.s pun dikabulkan oleh Allah S.w.t dan sehabis itu terjadilah suatu gempa bumi yang sangat dahsyat yang membinasakan orang-orang yang telah membangkang dan berlaku zalim kepada diri mereka sendiri dengan mengabaikan perintah Allah S.w.t dan perintah para hamba-Nya yang soleh. Sementara mereka yang mukmin dan soleh memperoleh dukungan Allah S.w.t dan terhindarlah dari malapetaka yang melanda itu.

Begitulah dongeng Nabi Daud Yang melihat para nelayan telah melenceng dari anutan Allah S.w.t yang dulu di didik kan Nabi Musa A.s, dan Nabi Daud A.s pun berdo'a kepada Allah S.w.t untuk memberi mereka palajaran dan bukti kekuasaan Allah S.w.t. Terimakasih semoga dongeng ini memberi manfaat dan pelajaran yang baik untuk kita semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar